Dunia wisata di Kabupaten Karanganyar menunjukkan kemajuan yang semakin pesat dan bertambah moncer. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, destinasinya tak lagi fokus di kawasan seputar Gunung Lawu saja dan mulai merambah ke beberapa daerah lain. Baik wisata alam maupun wisata buatan, semua mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan.
Pertumbuhan ini dibarengi dengan pertambahan jumlah penginapan, termasuk yang berbentuk homestay atau hotel melati. Demikian pula tempat makan dan restoran dari yang tradisional dan kekinian dengan aneka variasi pilihan, mengalami perkembangan yang sama. Apalagi dengan adanya pendukung berupa spot menarik dan kenyamanan.
Hal ini dinyatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Hari Purnomo. Dalam wawancaranya bersama Solopos dia menyebutkan, hampir setiap desa saling berlomba untuk menciptakan potensi-potensi baru yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata.
Variasi Objek dan Kegiatan Wisata
Saat Karanganyar telah memiliki 74 objek wisata, sehingga tidak mengherankan jika banyak pelancong yang tertarik berkunjung ke kabupaten ini. Sebagian besar destinasi tersebut berbasis alam, khususnya di seputaran Gunung Lawu mulai dari Kecamatan Ngargoyoso, Tawangmangu, Jenawi, Karangpandan, dan Matesih.
Dari semua wilayah tersebut kemudian berkembang ke daerah lain seperti Jumapolo, Jumantono, Jatiyoso, dan Jatipuro. Sedangkan objek yang paling sering mendapatkan kunjungan wisatawan asing antara lain Candi Sukuh di Ngargoyoso dan Candi Cetho di Jenawi.
Objek wisata lain berupa desa wisata juga turut mengalami peningkatan dan sekarang jumlahnya telah menjadi 35 desa dan tersebar di sejumlah kecamatan. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri yang berbeda dengan wisata alam. Misalnya wahana permainan atau kolam renang dan sasaran utamanya adalah wisatawan lokal.
Kemudian ada lagi kegiatan wisata berbasis budaya seperti tradisi Mandhasiya di desa Pancot, Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu. Upacara adat ini terdiri dari beberapa rangkaian acara dan puncaknya berupa pertunjukan tarian reog. Dari waktu ke waktu makin banyak pelancong yang tertarik menyaksikan pergelaran ini.
Penggerak Perkonomian Daerah
Disebutkan pula, di setiap akhir pekan semua kegiatan wisata terasa lebih menggeliat. Hal inilah yang kemudian mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar untuk lebih giat memberi ruang bagi para investor. Misalnya berupa kemudahan untuk mengurus perizinan hingga keleluasaan mendirikan resto di kawasan wisata sebagai pelengkap fasilitas.
Pada sisi yang lain Hari tidak memungkiri apabila pertumbuhan industri wisata dapat membantu menggerakan perekonomian daerah dan bersifat multiplier effect. Apalagi mengingat hampir semua yang terlibat langsung dalam industri tersebut merupakan warga lokal. Mulai dari menjadi karyawan, pemilik rumah makan, hingga penginapan.
Dalam kesempatan lain Direktur Utama The Lawu Group, Parmin Sastro Wijono ikut mengakui, iklim investasi industri wisata di Karanganyar itu sangat menggairahkan. Jadi sangat wajar industri ini dapat tumbuh dengan pesat, sehingga menjadi salah satu idola utama warga Soloraya dan Jawa Tengah untuk mengadakan acara liburan.