Friday, March 29, 2024
[the_ad_group id="193"]

Nasi Liwet Solo, Kuliner Khas Solo yang Gurihnya bikin Kangen

Dalam Bahasa Jawa “ngliwet” merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut aktivitas menanak nasi. Proses memasak beras menjadi nasi ini bahkan sudah tertulis di dalam Serat Centhini yang ditulis pada sekitar tahun 1819. Sangat terkenal dengan rasa gurih dan lezatnya, nasi liwet Solo ternyata juga merupakan salah satu bagian sakral dalam rangkaian adat budaya Jawa yang penuh dengan makna filosofi di dalamnya.

Dalam Serat Centhini yang disusun pada tahun 1814-1823 terdapat sebuah catatan yang sekilas menyebutkan tentang nasi liwet dengan sebaris kalimat berikut ini:  “Liwet anget ulam kang nggajih/wus lumajeng ngarsi/sadaya kemebul.

 

Menu sego liwet menjadi hidangan yang wajib disajikan ketika Pulau Jawa diguncang dengan bencana gempa bumi. Sego liwet dengan aneka lauknya disajikan bersama lantunan do’a ketika gempa bumi terjadi. Dalam hal ini, nasi liwet bukan hanya menjadi hidangan di meja makan tetapi juga sebagai ubarampe dalam ritual adat dan perayaan keagamaan.

 

Sego liwet Solo sendiri merupakan salah satu kekayaan kuliner yang berasal dari Desa Menuran, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Menu makanan ini kemudian mulai dijual oleh masyarakat setempat di Solo sekitar tahin 1934 dan semakin berkembang hingga begitu populer seperti pada saat ini.

 

Berbeda dari nasi liwet Sunda, sego liwet khas Solo dimasak bersama santan kelapa sehingga cita rasanya sangat gurih. Sensasi rasa gurih pada nasi liwet Solo semakin sempurna karena menu ini disajikan bersama suwiran daging ayam  sayur labu siam, dan juga areh.

 

Biasanya nasi liwet menggunakan ayam kampung sehingga cita rasa gurihnya semakin maksimal. Untuk mendapatkan daging ayam kampung yang empuk, proses memasaknya dengan cara tradisional menggunakan tungku kayu bakar. Waktu memasaknya pun cukup lama, yaitu 3 jam proses perebusan dan 1 jam pengukusan daging bersama bumbu dan rempah.

 

Selain suwiran daging ayam, nasi liwet juga sering disajikan bersama aneka lauk pelengkap lainnya seperti ati ampela, telur, tempe, tahu, dan juga rambak atau kerupuk kulit. Kombinasi rasa yang begitu lengkap pada nasi liwet terasa semakin nikmat ketika disajikan dengan pincuk atau piring yang diberi alas daun pisang.

 

Nasi liwet juga sangat identik dengan bumbu daun salam dan sedikit garam yang membuat aroma dan rasanya semakin gurih. Nasi liwet menjadi salah satu kuliner yang sangat populer bukan hanya di Solo saja tetapi juga di daerah lainnya. Menu ini banyak dicari oleh wisatawan karena menyajikan cita rasa yang begitu khas dan bikin kangen.

 

Di Solo sendiri nasi liwet banyak dijual di malam hari dan menjadi salah satu menu favorit yang dicari oleh pemudik saat pulang ke Solo. Meskipun populer sebagai salah satu kuliner malam di Solo, nasi liwet juga cocok buat sarapan dan santap siang.

 

Untuk membuat nasi liwet dibutuhkan beberapa bahan utama seperti beras, daun salam, sereh, santan, dan garam secukupnya. Beras yang sudah dicuci bersih dimasak bersama santan, daun salam, sereh yang sudah dimemarkan dan juga garam. Proses menanak nasi biasanya menggunakan ketel dan dimasak sampai nasi pulen dan matang.

 

Sementara untuk sayur labu siam, bahan berupa labu siam yang sudah dipotong-potong ditumis bersama bumbu rempah, cabe, gula, dan garam sampai layu baru kemudian ditambahkan santan dan dimasak sampai mendidih. Sedangkan untuk arehnya terbuat dari campuran telur, santan, dan garam yang dikocok kemudian direbus hingga mengental. Nasi liwet pun siap disajikan bersama aneka lauk pelengkapnya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -[the_ad_group id="192"]
[the_ad_group id="192"]

Most Popular

Latest Articles