Tuesday, December 5, 2023
[the_ad_group id="193"]

Menyusuri Denyut Kehidupan Purba di Museum Prasejarah Dayu Karanganyar

Jika ditanya tentang objek wisata yang ada di Karanganyar, benak Kawan Karavan pasti akan langsung tertuju ke alam di sekitar Gunung Lawu. Kendati demikian kabupaten ini masih memiliki tempat rekreasi lain yang tidak kalah menarik dan salah satunya adalah Museum Prasejarah Dayu.

Destinasi ini terletak di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo dan berbatasan langsung dengan kawasan Sangiran yang masuk wilayah adminitrasi Kabupaten Sragen. Dari Kota Solo jaraknya sekitar 16 km saja. Selama ini aksesnya hanya ada satu pilihan saja, memakai kendaraan pribadi.

Bagian Dari Museum Purbakala Sangiran

Museum Prasejarah Dayu merupakan bagian dari Museum Sangiran dan tiga klaster lain yaitu Ngebung, Kricikan, dan Manyarejo yang semua berada di Sragen. Khusus untuk klaster Dayu, disebut sebagai satu-satunya warisan prasejarah di Karanganyar.

Museum ini memang tidak sebesar Museum Prasejarah Sangiran. Kendati demikian bangunannya terlihat cantik dan modern dan uniknya lagi, berada di tengah pedesaan terpencil. Ketika berkunjung Kawan Karavan akan merasakan suasana kontras dan mungkin sedikit heran karena ada bangunan megah di sebuah desa yang sunyi.

Lapisan Tanah Purbakala

Selain menggunakan gaya modern, Museum Prasejarah Dayu juga sudah dilengkapi dengan penunjang kegiatan wisata seperti multimedia, ruang film tiga dimensi, hingga komputer multimedia dalam setiap anjungan.

Beda dengan Sangiran dan klaster lainnya, Museum Prasejarah Dayu dibuat secara khusus untuk mengeksplorasi lapisan-lapisan tanah yang berasal dari masa lampau. Berdasarkan keterangan dari para ahli, lapisan tanah di sekitar lokasi ini terlihat lebih jelas dibanding daerah lain.

Bangunanan objek wisata ini menggunakan desain berundak-undak menurun sesuai susunan lapisan tanah. Kemudian dalam setiap anjungan, Kawan Karavan bisa mendapatkan keterangan terkait dengan lapisan tanah tersebut. Mulai dari proses atau awal pembentukannya, kapan terbentuk, dan fosil yang ada di lokasi.

Pembagian Ruang

Museum Prasejarah Dayu terbagi menjadi dua ruang dan masing-masing dipisahkan oleh taman. Di sini, wisatawan dapat istirahat sejenak atau jika membawa anak-anak bisa mengajak mereka untuk bermain, usai keluar dari ruang pertama. Selain itu bagi yang ingin buang air kecil atau salat, ada fasilitas toilet dan musala.

Selanjutnya setelah istirahat Kawan Karavan bisa masuk dalam ruang kedua melalui jembatan kecil yang dibawahnya terdapat hewan rusa. Kemudian saat berada dalam ruang langsung terpampang diorama yang menggambarkan kehidupan manusia dan hewan purbakala.

Buka tiap hari kecuali Senin dari 09:00 WIB hingga 15:00 WIB, Museum Purbakala Dayu hanya mematok harga tiket Rp7.000 per orang ditambah ongkos parkir Rp2.000 per kendaraan. Jika berkunjung pada hari biasa harus bawa bekal makanan sendiri karena tidak banyak penjual yang beroperasi.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -[the_ad_group id="192"]
[the_ad_group id="192"]

Most Popular

Latest Articles