Martabak telur merupakan salah satu kuliner paling fovorit di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan kehadiran kedai-kedai yang menjual masakan tersebut di berbagai wilayah tanah air. Selain enak dijadikan camilan, tak sedikit pula yang menyantapnya sebagai lauk atau teman makan nasi putih.
Bicara tentang martabak, pasti banyak yang berpikir bahwa makanan khas ini berasal dari Bandung atau Jakarta. Namun menurut berbagai sumber, hidangan lezat tersebut muncul pertamakali di Tegal, Jawa Tengah persisnya di Kecamatan Lebaksiu. Selama ini kecamatan tersebut memang kondang dengan martabak telur.
Berasal Dari Bahasa Arab
Kata martabak sendiri sebetulnya merupakan suatu istilah bahasa Arab muttabaq atau murtabak yang dikenal sebagai masakan tradisional Yaman dan memiliki arti dilipat. Hal ini merujuk pada proses pengolahannya yang dilakukan dengan cara dilipat-lipat.
Konon, pada zaman dulu ada seorang pemuda keturunan Arab yang telah menetap di Lebaksiu, Tegal. Pria bernama Ahmad bin Abul Karim ini memiliki kenalan seorang pedagang dari India, Abdullah bin Hasan Al-Malibary. Selain pintar berbisnis dia juga pandai membuat masakan.
Kedua orang ini memiliki hubungan persahabatan yang sangat dekat dan di kemudian hari Ahmad menikahi adik Abdullah yang bernama Masniah. Melalui keahlian bikin makanan yang dari kakaknya, selanjutnya Masniah mencoba membuat martabak.
Selanjutnya hasil olahan ini tak hanya dinikmati sendiri saja, namun dijual lagi dalam acara-acara besar seperti pasar malam dan sebagainya. Kemudian agar dapat menarik pembeli yang lebih banyak, Ahmad dan istrinya acap melakukan modifikasi.
Langkah yang mereka tempuh antara lain adalah mengurangi bumbu yang menyengat serta mengganti daging cincang kambing dengan cincang sapi. Selain itu sayurannya diperbanyak karena sebagian besar masyarakat masih jarang mengonsumsi daging. Selain itu bertujuan agar cita rasa yang dihasilkan bisa menyesuaikan selera lokal.
Menyebar ke Penjuru Nusantara
Dalam perkembangan berikutnya, banyak saudara dan tetangga pasangan Ahmad dan Masniah yang ikut berjualan martabak. Mereka tidak hanya membuka lapak di Tegal