Sejak digelar pertamakali pada tahun 1946, Cannes Film Festival menjadi salah satu ajang terbesar tingkat dunia bagi insan perfilman internasional. Untuk tahun ini, acara tersebut berlangsung selama 11 hari dari 16 – 27 Mei 2023. Indonesia patut berbangga hati karena ada tiga judul film ko-produksi Indonesia yang diputar di ajang bergengsi tersebut.
‘Tiger Sripes’ adalah film hasil kerjasama antara sineas Singapura, Malaysia, Perancis, Taiwan, Belanda, Jerman, Qatar, dan Indonesia. Film yang disutradarai oleh Amanda Nell Eu ini mengisahkan seorang perempuan kecil berusia 12 tahun bernama Zaffan. Dia merasa bingung menghadapi perubahan fisiknya saat memasuki usia remaja.
Selanjutnya ada ‘Basri and Salma in Never-Ending Comedy’ yang di gelaran Cannes Film Festival jadi satu-satunya film pendek dari Asia. Film besutan sutradara Khozy Rizal ini menceritakan pasangan suami istri yang setiap hari jadi tukang odong-odong. Mereka sering mendapat tekanan dari keluarganya sendiri karena belum punya anak.
Kemudian yang terakhir adalah ‘A Distant Call’ yang merupakan karya dari sutradara Andrea Suwito. Film ini mengambil kisah seorang tetua desa yang mengakui adanya lima jenis kelamin. Dia menghadapi masalah krusial terkait satu keputusan yang harus dibuat. Jika menerima aturan baru, muncul risiko punahnya budaya lokal. Sebaliknya apabila menolak, bisa diasingkan oleh masyarakat.
Itulah sederet film ko-produksi Indonesia yang ditayangkan dalam ajang Cannes Film Festival. Di suatu kesempatan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudrisrtek), Nadiem Makarim menyebutkan, semua film yang ditayangkan di Cannes Film Festival adalah sebuah kebanggaan dan capaian yang sangat luar biasa.
Baginya, film merupakan jendela dunia untuk memperlihatkan kekayaan Indonesia khususnya bidang talenta dan seni budaya. Sehingga pemerintah melalui Kemdikbud selalu siap membantu memperkuat industri perfilman Indonesia, terutama pendidikan informal.
Film Lain
Sebelum ini, ada sejumlah film lain yang pernah meramaikan pergelaran Cannes Film Festival. Di antaranya yaitu ‘Tjut Nja Dhien’ produksi tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot dengan bintang utama Christine Hakim dan Slamet Rahardjo. Selaras dengan judulnya, film ini berisi kisah perjuangan seorang perempuan asal Aceh, Tjut Nja Dhien dalam memerangi penjajahan Belanda.
Sutradara kenamaan lainnya Garin Nugroho tidak ketinggalan, juga pernah mengirim karya terbaiknya. Sama seperti ‘Tjut Nja Dhien’, film berjudul ‘Daun di Atas Bantal’ tersebut menghadirkan Christine Hakim sebagai pemain utama. Film ini menceritakan kehidupan tiga orang anak jalanan yang serba keras dan penuh kejahatan.
Film lain yang tak kalah keren seperti ‘Kara Anak Sebatang Pohon’, ‘Serambi’, ‘The Fox Explosit The Tiger’s Might’, ‘Prenjak’ dan ‘Marlina Si Pembunuh Empat Babak’ pernah diputar dalam ajang yang sama. Kendati belum berhasil meraih penghargaan, pemutaran semua karya anak bangsa tersebut mendapat apresiasi tinggi dari penonton.