Monday, September 16, 2024

Jangan Lewatkan! Solo Batik Fashion 2022 Punya Banyak Kejutan

Solo Batik Fashion (SBF) akan kembali digelar tahun ini selama 5 hari, tepatnya pada 1 hingga 5 Oktober 2022. Kali ini, agenda tahunan yang telah memasuki tahun ke-14 tersebut mengusung tema ‘Culture Unity, Adiluhung Pesona Bangsa’. Panitia berani memastikan gelaran ini akan dipenuhi oleh beragam kejutan.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum SBF 2022 Owens Joe ketika mengadakan acara launching agenda tersebut di Hotel Solia Zigma, Laweyan beberapa hari lalu. Dalam kesempatan tersebut, dijelaskan pula bahwa atraksi budaya ini mempunyai warna dan keistimewaan berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya.

Melibatkan Desainer Mancanegara

Melalui Solopos dan jurnalis lainnya, Owens mengungkapkan ada 125 desainer yang siap melibatkan diri menyemarakan gelaran SBF 2022. Dari ratusan desainer tersebut, ada tiga desainer mancanegara.

Mereka adalah Galiel Batika dari Belanda, Anuar Faizal dari Malaysia, dan Ji Hwan dari Korea. Semua akan memamerkan karya adi busana musim semi atau spring dari bahan batik.

Sedangkan desainer nasional yang ikut tampil antara lain Cok Abi dan Aam Kekean dari Bali, Lia Afir dari Surabaya, Itang Yunaz dari Jakarta, dan Tuty Adib dari Solo. Selain itu penyelenggara juga mengajak para desainer muda dari kalangan mahasiswa dan pelajar untuk ikut serta menampilkan karya-karya terbaik.

Menggunakan Dua Lokasi Yang Berbeda

SBF 2022 menggunakan dua tempat sekaligus, yakni Solo Paragon Lifestyle Mall dan Pendapa Gedhe Balaikota Surakarta. Langkah tersebut terbilang sangat unik, karena baru pertamakalinya ada even fashion show yang mengambil konsep semacam ini.

Masing-masing lokasi tidak hanya digunakan untuk menggelar acara peragaan busana saja, tapi juga menjadi tempat belanja baik, belajar membatik, dan sebagainya. Selain itu yang tak pernah ketinggalan, juga menjadi area untuk menikmati beragam kuliner tradisional khas Solo.

Mengangkat Kisah Batik Tiga Negeri

Owens menambahkan pula, SBF 2022 akan menampilkan kisah batik tiga negeri yang menjadi simbol alkuturasi dari tiga budaya berbeda. Selai itu juga menjadi mahakarya batik oleh peranakan Tionghoa yang merupakan hasil penyatuan budaya Pekalongan, Solo, dan Lasem.

Batik ini secara turun temurun diciptakan di Kota Solo oleh Keluarga Ling dan Chua. Namun untuk saat ini hanya Keluarga Chua sudah tidak memproduksi lagi sementara Keluarga Ling juga telah menghentikan pembuatan batik ini sejak tahun 1980 dengan alasan tidak ada pembatik yang mampu meneruskan.

Proses pembuatannya memang terbilang sangat rumit karena harus melibatkan daerah lain untuk mendapatkan warna-warna yang sesuai. Misalnya untuk warna merah harus berasal dari Lasem, warna soga dari Solo, dan biru dari Pekalongan.

Selain itu untuk setiap lembarnya, butuh waktu pengerjaan yang cukup lama selama enam bulan. Sehingga sangat wajar harganya selalu tinggi bahkan untuk saat ini bisa mencapai sekitar Rp4 juta hingga Rp60 juta per lembar. Kemudian melalui SBF 2022, batik tiga warna ini akan kembali diangkat.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Latest Articles