Saat kena diare, kalian akan lebih sering buang air besar (BAB) dan biasanya disertai dengan rasa mulas hingga kram dan sakit perut. Bahkan tidak sedikit yang mengalami perut kembung dan mual atau ingin muntah. Gangguan kesehatan ini bisa berlangsung selama beberapa hari dan memunculkan dampak lain yakni kekurangan cairan hingga hilangnya nafsu makan.
Mengenal Penyebab Diare dan BAB Cair
Ada beberapa faktor yang membuat orang mendapat diare dan mengakibatkan BAB cair. Di antaranya adalah alergi makanan, terutama asupan-asupan yang tidak mudah dicerna oleh tubuh seperti makanan asam, pedas, dan sebagainya. Kondisi ini sering disebut dengan istilah intoleransi makanan.
Menurut keterangan dari alodokter, infeksi juga sering menjadi penyebab BAB cair. Misalnya karena mengonsumsi makanan maupun minuman yang terkontiminasi oleh parasit, virus, dan bakteri. Demikian pula dengan kebiasaan tidak pernah cuci tangan sebelum makan, sering menimbulkan akibat yang sama.
Gangguan dalam saluran pencernaan juga sering menyebabkan diare dan BAB cair. Contoh dari gangguan penyakit ini adalah celiac, irritable bowel syndrome, crohn, dan kolitis ulseratif. Masing-masing memerlukan pengobatan yang berbeda-beda dan ada baiknya tanya ke dokter.
Selain itu ada obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan efek samping diare dan BAB cair terutama antibiotik, apalagi jika kalian mengonsumsi dalam jangka panjang. Antasida, obat antiinflamasi nonstrois (OAINS), dan kemoterapi juga dapat memicu terjadinya diare.
Termasuk operasi di saluran pencernaan seperti operasi kantong empedu, usus buntu, pankreas, hati, limpa, usus kecil, hingga usus besar. Jangan mengonsumsi obat bebas dan selalu ikuti petunjuk dokter usai menjalani operasi tersebut.
Menanggulangi Diare dan BAB Cair
Minum air putih secara rutin merupakan langkah terbaik untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan akibat diare dan BAB cair. Konsumsi sedikitnya 2 liter sehari dan minum minuman elektrolit khusus diare usai BAB.
Setelah itu kurangi kegiatan-kegiatan berat untuk sementara waktu dan istirahat yang cukup. Terlebih apabila kondisi tubuh belum sehat 100% dan masih sering BAB cair, mual, muntah, deman, atau badan terasa lemas. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang suka olahraga ekstrim, untuk sementara pilih olahraga ringan saja.
Berikutnya perhatikan pula asupan makanan dan sebaiknya lebih sering mengonsumsi makanan dengan tekstur lunak dan rendah serat seperti bubur nasi, daging ayam, atau telur. Selain itu hindari makanan dan minuman yang mempunyai kandungan probiotik agar proses penyembuhan bisa berjalan lebih cepat.
Makanan lemak dan serat tinggi, pedas hingga berbumbu tajam juga perlu dihindari, termasuk kafein dan minuman beralkohol. Kemudian apabila selama lebih dari 2 hari belum sembuh, apalagi disertai pendarahan atau kotoran berwarna gelap, jangan tunda lagi. Secepatnya datangi rumah sakit agar mendapat perawatan yang lebih intensif.