Beberapa hari belakangan ini dunia perfilman Indonesia mendapat suguhan menarik dari film bertajuk Gadis Kretek. Kehadirannya berhasil memikat hati para penggemar film dan dalam periode 2 hingga 12 November 2023 sudah dinikmati oleh sebanyak 1,6 juta penonton.
Serial yang terdiri dari 5 episode ini bahkan berhasil meraih posisi ke-10 serial Netflik non bahasa Inggris terpopuler global selama satu pekan belakangan. Film ini memang tidak diputar di gedung bioskop, melainkan di Netflik, sebuah layanan streaming yang berbasis berlangganan dan terhubung dengan internet.
Selain itu karya audio visual ini memperoleh tanggapan dan ulasan yang sangat positif dari penonton. Sehingga tidak mengherankan jika ratingnya dapat mencapai 9.2 dari nilai tertinggi 10 bintang. Ini merupakan bukti jika film tersebut memiliki mutu yang sangat bagus, baik dari segi cerita maupun sejumlah unsur yang lain.
Hasil Adaptasi Novel
Gadis Kretek merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama, karya Ratih Kumala. Pada awalnya penulis ini mempunyai niat menulis cerita tersebut dalam cerita pendek (cerpen) saja. Tetapi akhirnya dia memutuskan merubah menjadi novel sebanyak 247 halaman.
Dalam sebuah wawancara Ratih menyebutkan, kisah yang ditulis dalam novel ini dia ambil dari cerita masa lalu keluarganya sendiri. Kakeknya pernah mendirikan pabrik rokok kretek dan mengawali usahanya secara rumahan di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Namun untuk saat ini pabrik tersebut telah tutup, bahkan sudah tidak berproduksi lagi dan ini terjadi sebelum Ratih lahir. Dia mengawali kisah novelnya berdasarkan cerita dari ibu dan keluarga yang lain.
Sinopsis
Film Gadis Kretek mengambil latar belakang zaman paska penjajahan Belanda hingga era paska peristiwa pemberontakan 1965. Dikisahkan, ada seorang pemuda bernama Lebas yang menemani ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Ayah Lebas adalah pemilik pabrik rokok kretek Djagad Raja dan mulai merintis usahanya sejak era paska penjajahan.
Suatu saat ayahnya yang bernama Soeraja berteriak sambil menyebut nama Jeng Yah. Kemudian atas permintaan ayahnya pula, Lebas berusaha mencari sosok misterius ini dan dari sinilah hadir kisah-kisah lain yang tak kalah misterius dan harus dipecahkan oleh Lebas.
Dari rentetan kisah ini pula muncul berbagai romansa lain yang penuh dengan aroma percintaan dan persaingan bisnis rokok kretek bahkan hingga politik. Selain itu juga memperlihatkan Jeng Yah yang nama aslinya Dasiyah sebagai perempuan pendobrak tradisi patriaki yang memposisikan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di kehidupan sosial.
Film ini dibintangi oleh sejumlah bintang kawakan seperti Dian Sastrowardoyo, Arya Saloka, Ario Bayu, Rukman Rosadi, Tissa Biyani, Putri Marino, Sha Ine Febriyanti, dan Ibnu Jamil. Sedangkan yang menjadi sutradara adalah Ifa Isfansyah dan Kamila Andini. Istimewanya lagi, Gadis Kretek juga menjadi film yang mendapat kesempatan untuk tayang perdana di Busan International Film Festival ke-28 di Korea Selatan.